Dua kekalaan beruntun di Santiago Bernabeu, keduanya dengan skor besar, jelas menunjukkan bahwa Real Madrid sedang tidak baik-baik saja. Skuad Carlo Ancelotti sedang tenggelam dalam periode buruk.
Kekalahan pertama yang mengejutkan terjadi di ajang La Liga, di mana mereka dibantai Barcelona dengan skor 0-4. Selanjutnya, mereka kembali tumbang di Liga Champions, kali ini kalah 1-3 dari AC Milan, yang menciptakan tekanan tambahan bagi Los Blancos.
Dua kekalahan ini memicu banyak pertanyaan tentang performa Madrid, terutama di kandang mereka sendiri yang seharusnya menjadi benteng kuat. Para penggemar dan pengamat mulai mempertanyakan apakah hasil-hasil ini menandakan krisis yang lebih dalam atau hanya kemerosotan performa sementara.
Terlebih lagi, Santiago Bernabeu selama ini dikenal sebagai tempat yang sulit ditaklukkan oleh lawan, namun kekalahan telak dalam dua pertandingan terakhir ini mematahkan keyakinan tersebut.
Data statistik juga menunjukkan bahwa jarang terjadi Madrid mengalami dua kekalahan kandang beruntun dengan skor besar dalam kurun waktu singkat.
Hal ini membuka perdebatan apakah tim ini sudah saatnya melakukan perubahan besar untuk mengembalikan performa mereka di kompetisi domestik dan Eropa.
Kekalahan Buruk dari Barcelona
Kekalahan 0-4 dari Barcelona di laga El Clasico menjadi pukulan telak bagi Real Madrid. Dalam pertandingan tersebut, Madrid tampak tak berdaya menghadapi serangan cepat Barcelona yang mendominasi sejak awal.
Statistik menunjukkan bahwa Barcelona lebih unggul dalam hal penguasaan bola dan jumlah tembakan tepat sasaran, yang menjadi indikator dominasi mereka atas Madrid.
Di laga itu, lini pertahanan Madrid kewalahan menghadapi kombinasi serangan Barcelona yang dipimpin oleh pemain-pemain muda berbakat. Madrid juga dibuat kerepotan dengan taktik jebakan offside Barca yang berjalan sangat baik.
Carlo Ancelotti terlihat tidak mampu menyesuaikan taktiknya, dan minimnya perlawanan dari tim Madrid menjadi catatan penting yang menunjukkan masalah struktural dalam skuad. Lini tengah yang biasanya menjadi andalan, justru kurang maksimal dalam menahan serangan balik cepat Barcelona.
Real Madrid Dipecundangi AC Milan
Beberapa hari setelah kekalahan dari Barcelona, Real Madrid kembali gagal menunjukkan taringnya saat berhadapan dengan AC Milan di Liga Champions.
Bermain di Santiago Bernabeu, Madrid takluk 1-3 dari tim Italia tersebut, yang menampilkan permainan solid dan memanfaatkan kelemahan di lini belakang Madrid. Statistik menunjukkan bahwa Madrid gagal mengontrol ritme permainan dan malah memberikan banyak peluang kepada Milan.
Pada pertandingan ini, kelemahan pertahanan Madrid kembali terekspos. Serangan balik Milan yang cepat, terutama melalui Rafael Leao, berkali-kali menekan pertahanan Madrid.
Para pemain belakang, seperti Eder Militao dan Antonio Rudiger, terlihat tidak siap menghadapi serangan Milan yang terorganisir dengan baik. Selain itu, Madrid juga terlihat kurang produktif di lini depan, dengan Kylian Mbappe dan Vinicius Junior tidak mampu mengonversi peluang yang mereka dapatkan.
Hasil ini mengakhiri dominasi Madrid di kandang pada Liga Champions, yang sebelumnya dikenal sulit ditaklukkan oleh tim-tim besar Eropa.
Kekalahan beruntun ini menjadi alarm bagi Carlo Ancelotti dan timnya, yang perlu segera mencari solusi agar Madrid tidak semakin terpuruk di kompetisi domestik maupun Eropa.